KARAENG TUNIPALLANGGA
ULAWENG
I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng
Lakiung atau lebih tersohor dengan julukan Karaeng Tunipallangga
Ulaweng. Beliau adalah putra Raja Gowa IX (Karaeng Tumapakrisik
Kallonna) memerintah dari tahun 1546-1565.
Baginda mewarisi sifat ayahnya, cerdas
dan pemberani dalam menjalankan roda pemerintahan di Kerajaan Gowa
Tallo. Beliau dibantu oleh Mangkubuminya Raja Tallo (Mappatakatana Daeng Padulung), melanjutkan pembangunan dan perluasan wilayah kekuasaan Gowa yang telah dirintis oleh ayahnya.
Dalam upaya memperluas wilayah
kekuasaan, prajurit kerajaan Gowa dibawah pimpinan Karaeng Tunipallangga
Ulaweng telah berhasil menaklukkan beberapa negeri di Sulawesi Selatan,
yakni Bajeng, Lengkese, Lamuru, Cenrana, Salomekko, Bulo-bulo, Lamatti, Bulukumba, Kajang, Pannyikkokang, Gantarang, Wero (Hero), Bira, Selayar, Otteng, Wajo, Sawitto, Soppeng, Alitta, dan beberapa negeri di Mandar, Kaili, Toli-toli di Sulawesi Tengah. Baginda juga berhasil menaklukkan Luwu hingga akhirnya membuat perjanjian persahabatan dengan Raja Luwu.
Karaeng Tunipallangga juga melakukan
serangan terhadap wilayah Kerjaan Bone yang saat itu dijabat oleh Raja
Boe La Tenrirawe Bongkange MatinroE ri Gucina, kira-kira 7 tahun lamanya
yaitu pada pertengahan abad XVI.
Saat memimpin laskar Gowa melawan Bone,
sakit yang diderita Baginda parah. Baginda terpaksa dibawa pulang ke
Gowa. Hanya berselang 48 hari lamanya di Gowa, beliau wafat akibat
penyakit yang dideritanya. Baginda kemudian mendapat gelar Karaeng
Tunipallangga Ulaweng.
Selama memimpin Kerajaan Gowa, Baginda
mengadakan beberapa jabatan dalam kerajaan, seperti Tukajannangna Anak
Burakne (mengurusi masalah kepemudaan), pandai emas, ahli bangunan
rumah, ahli membuat kapal layar, ahli membuat sumpitan, ahli membuat
senjata tajam dari logam, tukang gurinda, tukang larik, tukang memintal
tali, dan masih banyak lainnya.
Dari kabinet yang dibentuknya itu, telah
berhasil membuat beberapa produk, seperti industri logam berhasil
membuat senjata atau meriam berikut
pelurunya (obat bedil), juga batu bata
yang nantinya digunakan untuk merenovasi benteng Somba Opu dengan batu
bata yang telah dibangun oleh ayahnya dari gundukan tanah.
Semasa pemerintahan Karaeng
Tunipallangga Ulaweng, seorang Melayu bernama Nahkoda Bonang telah
mendapat ijin dari Raja untuk berdiam di Gowa. Baginda kemudian
memberikan hak-hak istimewa kepadanya dan pedagang-pedagang yang dari
Pahang, Patani, Johor, Campa dan Minangkabau.
Setelah beliau wafat, ia digantikan oleh saudaranya bernama I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data sebagai Raja Gowa XI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar